VIVAnews - Staf Khusus bidang Hubungan Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terus memantau perkembangan konflik di Semenanjung Korea. Presiden telah meminta Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa untuk menyampaikan posisi Pemerintah.
"Posisi pemerintah, seperti disampaikan Menteri Luar Negeri menyampaikan keprihatinan mendalam. Indonesia mendesak dua negara untuk menghentikan perang dan saling menahan diri," kata Faizasyah kepada wartawan di Kantor Presiden, Rabu 24 November 2010.
Walau tidak menjadi bagian dari enam negara (Six Party Talk), Teuku Faizasyah mengatakan Indonesia mendukung agar dialog terus dilakukan. "Indonesia mendorong agar ada komunikasi dari pihak yang berseteru," ucap Faizasyah.
Selain itu, Presiden terus memantau dan meminta perkembangan yang terjadi di Semenanjung Korea secara rutin. Ini termasuk untuk memastikan keselamatan sekitar 30.600 Warga Negara Indonesia (WNI) yang ada di Korea.
"Perwakilan agar terus melaporkan, secara reguler akan dilaporkan. Mesin birokrasi akan terus mengantisipasi hal yang menjadi perhatian Presiden," ujar Faizasyah yang juga mantan juru bicara Kementerian Luar Negeri.
Konsentrasi WNI sendiri lebih banyak terpusat di Seoul, Korea Selatan. Dengan demikian kondisi ini masih dianggap aman, dan belum perlu dilakukan penarikan warga negara Indonesia dari sana. Lokasi konflik pun saat in dianggap masih jauh dari Seoul yang menjadi konsentrasi WNI.
"KBRI terus melaporkan perkembangan. Ada mekanisme langkah darurat apabila diperlukan. Sejauh ini kondisi masih ditegaskan Dubes dalam keadaan aman," kata Faizasyah. (umi)
0 comments:
Post a Comment