VIVAnews - Korea Selatan (Korsel) menghentikan program bantuan korban banjir di negara tetangga, Korea Utara (Korut). Keputusan ini diumumkan Rabu, 24 November 2010, setelah Korut membombardir Pulau Yeonpyeong, Korsel, sehari sebelumnya.
Menurut laman harian Korea Herald, penghentian bantuan ini merupakan cerminan kemarahan Seoul atas serangan militer negara komunis itu, yang menewaskan dua tentara Korsel dan melukai belasan lainnya.
Juru bicara kementerian unifikasi Korsel, Chun Hae-sung, mengatakan sekitar 5.000 ton beras, tiga juta dus mie instan dan 3.000 ton bahan bangunan telah dikirim ke kota Sinuiju, Korut, yang terletak dekat China. Kota ini adalah yang terparah terkena dampak banjir akibat luapan sungai Yalu.
Namun, bantuan berikut berupa 7.000 ton bahan bangunan dan peralatan medis senilai US$ 500.000 (Rp4 miliar) batal dikirim setelah penyerangan artileri Korut.
Pemerintah Korsel selama ini sering mengirim bantuan kemanusiaan ke Pyongyang. Menurut Seoul, bantuan tersebut berguna dalam menciptakan perdamaian di semenanjung Korea.
Namun, sikap Seoul kini berubah setelah lagi-lagi diserang Korut. Pada Maret lalu, satu kapal patroli Korsel ditorpedo oleh kapal selam Korut. Sekitar 46 pelaut Korsel tewas. Korsel sudah memperlihatkan bukti, namun Korut membantah penyerangan itu. Kini Pulau Yeonpyeong dihajar Korut.
Korut sebenarnya tengah menderita krisis pangan setelah dilanda sejumlah bencana alam dan menderita sanksi perdagangan dari PBB maupun dari banyak negara terkait kepemilikan senjata nuklir. Kelaparan yang terjadi di Korut selama satu dekade terakhir diperkirakan telah merenggut nyawa dua juta jiwa. (umi)
0 comments:
Post a Comment