Baru kali ini lagi terdengar dari stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, gempita penonton meneriakkan nama seorang pemain timnas. Apakah bintang baru Indonesia telah lahir? Keterampilan seorang Irfan Bachdim telah menyita perhatian penggemar sepakbola Indonesia. Mereka yang tidak menggandrungi si kulit bulat ikut terimbas karena nama Irfan sempat menjadi trending topic di laman microblogging Twitter serta pesona fisiknya yang memikat kaum hawa.
Namun, Irfan tidak sendirian. Sulit menentukan pemain terbaik Indonesia ketika mengalahkan Laos enam gol tanpa balas, Sabtu (4/12) malam tadi. Sepertinya semua pemain tampil baik. Ahmad Bustomi mampu mengimbangi peran rekan seniornya, Firman Utina, yang beberapa kali sempat melepaskan umpan panjang tidak akurat di babak pertama. Di sektor sayap, Oktovianus Maniani dan Muhammad Ridwan, plus Arif Suyono, sama-sama mencetak gol. Kendati tidak menjebol gawang lawan, peran Cristiano Gonzales tidak bisa ditepikan. Tidak bisa dipungkiri, kita memiliki pemain terbaik versi masing-masing dalam pertandingan tersebut.<script type="text/javascript" src="http://ad.doubleclick.net/adj/gna.id/level2;tile=2;sz=160x600;ord=403948?area=2l&pos=2&ord=403948"></script>
Untuk itu, sikap Alfred Riedl sebagai pelatih timnas Indonesia harus kita sorot.
"Saya tidak mau mengomentari pemain saya sendiri, baik atau buruk. Kalaupun perlu, saya akan memberitahu pemain itu sendiri, bukan kepada pers," ujarnya kepada media setelah euforia kemenangan Indonesia mulai dipantik berkat kemenangan telak 5-1 atas Malaysia.
Sikap Riedl tetap tidak berubah meski Indonesia berhasil menghajar Laos dan menjadi tim pertama yang lolos ke semi-final Piala AFF -- tambah lagi, sebagai juara grup! Riedl tetap merendah.
"Kemenangan atas Laos tidak mudah. Kami sempat kesulitan di 20 menit pertama dan mereka nyaris menciptakan gol melalui tendangan jarak jauh yang dahsyat. Beruntung setelah mencetak dua gol dan tiga gol, kami mampu tampil tenang," imbuhnya.
Euforia kemenangan memang wajar, tapi Riedl tidak mau bersorak gembira karena tim belum menjuarai apapun. Sikap serius pun tetap akan diusung ketika menghadapi Thailand pada laga terakhir Grup A, meski kemungkinan memberi kesempatan pemain cadangan tampil karena ada kendala cedera ringan.
Perjuangan belum selesai. Malahan dengan kemenangan besar dua kali berturut-turut tantangan makin besar. Harapan boleh tinggi, tetapi kepala harus tetap membumi.
Salah satu yang harus diperbaiki adalah permainan tim yang kerap terburu-buru melepaskan umpan. Entah disengaja atau tidak, disadari atau tidak. Dalam dua kesempatan bertanding, Indonesia "beruntung" pada akhirnya memetik kemenangan. Tetapi apa jadinya jika lawan mampu mengeksploitasi kelemahan tersebut?
Mudah-mudahan saja yang terbaik dari Garuda baru akan terjadi.
0 comments:
Post a Comment