Pages

Breaking News

Wednesday, November 24, 2010

Kisah Warga Dibombardir 200 Meriam Korut

http://media.vivanews.com/thumbs2/2010/11/24/100196_sejumlah-bangunan-di-yeonpyeong--korsel--hancur-ditembak-artileri-korut_300_225.jpg "Bukan cuma sekali-dua kali, melainkan lebih dari 200 kali Korut tembakkan artileri"

VIVAnews - Serangan Korea Utara ke Pulau Yeonpyeong di Korea Selatan yang berujung dengan adu tembak artileri menyebabkan dua orang tewas dan belasan lainnya terluka, Selasa 23 November 2010. Namun bagi penduduk pulau yang terletak 120 km dari sebelah barat Seoul itu, tembakan artileri Korut tersebut menimbulkan ketakutan yang luar biasa.

Masalahnya, bukan cuma sekali dua kali, melainkan lebih dari 200 kali Korut menembakkan meriam ke Yeonpyeong, yang hanya berjarak sekitar 80 km dari Bandara Internasional Incheon, Korsel. Maka, banyak warga memilih mengungsi untuk sementara waktu ke kota-kota terdekat, termasuk ke Incheon.

Seorang warga, yang rumahnya hancur diterjang peluru artileri, mengaku dirinya merasa bakal segera mati. Warga bernama Chun-ok itu mengatakan bahwa dinding dan pintu rumahnya tiba-tiba roboh ketika dia sedang menonton televisi.

Beruntung, pria berusia 54 tahun itu berhasil menyelamatkan diri. “Saya kira saya akan mati. Saya benar-benar takut sekali,” ujar Chun-ok kepada kantor berita Associated Press. “Dan saya masih takut saat ini,” tambahnya.

Adu serang berlangsung selama satu jam. Korut menembakkan sedikitnya 200 peluru artileri dan Korsel membalasnya dengan memuntahkan sekitar 80 tembakan serta mengirimkan pesawat tempur. Dua orang tentara angkatan laut Korsel tewas, dan belasan lainnya terluka, termasuk diantaranya adalah warga sipil.

“Setidaknya puluhan rumah terbakar. Saya tidak bisa melihat dengan jelas karena asap tebal. Lereng perbukitan juga dipenuhi api. Kami mendengar melalui pengeras suara untuk keluar rumah dan berlindung menuju bunker,” ujar Lee Jong-Sik seperti dilansir dari tayangan tv YTN.

Penduduk diungsikan menggunakan kapal feri menuju pelabuhan Incheon. Banyak warga yang masih merasa shock atas peristiwa itu.

Ko Young Hae, 86, telah menghabiskan seluruh hidupnya di pulau tersebut. Kepada media dia mengisahkan bahwa dia seorang diri dan kebingungan saat serangan terjadi. Dia mengatakan bahwa seseorang menggunakan boat telah menyelamatkannya.

“Saya baik-baik saja. Selamat dan masih hidup,” ujar Ko.

Para warga yang selamat berpelukan satu sama lain, mereka bersyukur semua anggota keluarga dan teman-temannya selamat. Seorang pemuda yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa serangan dimulai ketika terdengar ledakan besar, sontak dia dan penduduk lainnya mengungsi ke sekolah terdekat.

“Saya sedang berada di rumah saat terdengar suara ledakan besar di luar. Ketika keluar, seluruh desa terbakar,” ujarnya seperti dilansir dari laman berita Yonhap.

Penduduk pulau ini memang telah bersiap untuk kemungkinan terburuk seperti ini. Pulau ini dulunya pernah diklaim oleh Korut, perairan di sekitar pulau ini juga merupakan zona panas kedua negara. Terdapat puluhan gudang senjata di pulau yang merupakan markas bagi ribuan tentara Korsel ini. Setiap tahunnya, penduduk di pulau ini melakukan latihan tanggap serangan udara.

Serangan diduga dilakukan oleh Korut akibat latihan perang yang dilakukan Korsel di perairan perbatasan. Korut telah memperingatkan sebelumnya mengenai hal ini. Saat ini, Korsel sedang dalam keadaan siaga, dengan Presiden Lee Myung-bak menyerukan semua angkatan bersenjata negara tersebut harus bersatu. (sj)

• VIVAnews

0 comments:

Post a Comment

 
Free Web Hosting | Top Web Host